BB - Mateng., Dalam upaya mendukung program pemerintah untuk mengatasi permasalahan Anak Tidak Sekolah (ATS),
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mamuju Tengah melaksanakan kegiatan Sosialisasi Validasi dan Verifikasi (Verval) Data Drop Out (DO) dan Lulus Tidak Melanjutkan (LTM) Sekaligus Memberikan panduan teknis dalam pengisian data Verval DO dan LTM. Rabu, 11 Desember 2024.
Acara yang berlangsung di Wisma Widya Buah Topoyo, dihadiri oleh operator desa, pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), serta berbagai pemangku kepentingan terkait.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Staf Ahli Kabupaten Mamuju Tengah, Abdullah Kalu, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menangani masalah ATS.
"Masalah anak tidak sekolah adalah tantangan besar yang kita hadapi bersama. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada penurunan Indeks Pembangunan Manusia, tetapi juga mengancam masa depan anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa.
Oleh karena itu, langkah-langkah strategis berbasis data yang valid sangat penting untuk menyelesaikan permasalahan ini," ujar Abdullah Kalu.
Kegiatan ini bertujuan untuk:
Meningkatkan pemahaman para operator desa dan pengelola PKBM tentang pentingnya validasi data ATS;
Dua narasumber utama, Baharuddin, S.Pd., M.Pd dan Abdullah Abu, S.Pd., M.M, dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memberikan paparan teknis mengenai pengelolaan data Verval DO dan LTM. Mereka menjelaskan bahwa data valid yang dikumpulkan dari desa-desa akan menjadi fondasi bagi penyusunan kebijakan yang lebih efektif dalam penanganan ATS.
Kegiatan ini dihadiri oleh 60 peserta yang terdiri dari operator desa dan pengelola PKBM dari seluruh kecamatan di Kabupaten Mamuju Tengah. Para peserta tampak antusias berdiskusi dan berbagi pengalaman mengenai tantangan yang mereka hadapi, seperti minimnya data yang akurat, kendala teknis dalam proses pengisian, hingga isu sosial-ekonomi yang menjadi penyebab utama ATS.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Marhuding, S.Pd.I., M.M, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program penanganan ATS yang berkelanjutan.
"Data yang valid adalah kunci untuk menyusun kebijakan yang efektif. Kami berharap peserta dapat mengimplementasikan hasil sosialisasi ini di wilayah masing-masing. Dan dapat menjalin Sinergi antara pemerintah desa, PKBM, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan anak-anak kita kembali ke bangku sekolah," jelasnya.
Ketua panitia kegiatan, Hardiman, S.IP., M.M, menambahkan bahwa program ini akan terus berlanjut pada tahun 2025 dengan fokus pada rekonfirmasi dan analisis data ATS yang telah divalidasi. Ia juga memperkenalkan program TAKI SOLA (Terus, Aktif, Kembali, Inovatif - Bersekolah), yang bertujuan untuk mengembalikan 500 anak ke bangku pendidikan di seluruh Kabupaten Mamuju Tengah.
Lanjut Hardiman, "Program TAKI SOLA ini menjadi komitmen kami untuk mewujudkan gerakan kembali bersekolah dengan pendekatan yang inovatif dan terukur," terangnya.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah menunjukkan komitmen nyata dalam menurunkan angka ATS dan memastikan setiap anak memiliki hak yang sama untuk mengakses pendidikan. Sosialisasi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat strategi kolaboratif untuk menangani masalah ATS. (*34)